Amsakar, juga menegaskan, permasalahan ini bermula dari pola pendistribusian yang kurang tepat oleh Pertamina hingga muncul penyelewengan dan permainan dilapangan yang memperburuk keadaan.
Sementara Branch Manager Pertamina cabang Kepri, Aji Anom mengakui sejak Januari hingga Desember 2014 tidak ada penambahan volume, sedangkan pertumbuhan penduduk meningkat. Sementara pihaknya, tidak memiliki data riil pengguna elpiji 3 kilogram di Batam (Padahal Pertamina selalu berkoar-koar sudah melakukan penambah kuota sesuai jumlah penduduk Batam).
Pada kesempatan itu Aji Anom juga membela diri dengan mengatakan, sebenarnya Pertamina dan Disperindag Batam akan melakukan operasi pasar, namun jumlah tabung yang tersedia untuk operasi pasar terbatas (Kembali terungkap kebohongan Pertamina yang mengatakan kebutuhan masyarakat Batam terpenuhi).
Pada kesempatan itu Komisi II mempertanyakan penegasan dari semua pihak terkait, janji kebutuhan elpiji bagi masyarakat Batam dijamin terpenuhi seiring kenaikkan harga gas 3 kg dan penambahan kuota. Komisi II juga meminta Disperindag ESDM dan Pertamina, segera menyelesaikan segala permasalahan eilpiji, khusunya gas 3 kg. Termasuk soal penyelewengan dan pangkalan tidak resmi serta penyulingan dan penimbunan oleh pihak-pihak tertentu. (Dalam rapat ini jelas tergambar, Disperindag ESDM Kota Batam dan Pertamina saling lempar tanggung jawab, padahal selama ini bersama Hiswanagas mereka kompak bohongi masyarakat Batam (DK/Raffi).
Tidak ada komentar: