SERUMPUN RADIO– (20/05) Usulan kenaikan Tarif Dasar Listrik
(TDL) yang diusulkan PT Bright PLN Batam disetujui Wali Kota Batam, Ahmad
Dahlan, Namun kenaikan itu berdasarkan nominal, bukan persentase yang
ditentukan sesuai dengan besaran pemakaian listrik konsumen.
Menurut Dahlan, TDL di Batam sudah tidak mengalami kenaikan sejak 2008.
Dan saat ini, TDL Batam di bawah harga PLN, termasuk bila kenaikan listrik baru
ini disepakati. Namun
Dahlan menegaskan, dengan kesepakatan ini tidak otomatis TDL akan naik,
melainkan harus disetujui DPRD sesuai amanat Peraturan Daerah (Perda)
Ketenagalistrikan.
Sementara, Direktur Utama Bright PLN Batam, Dadan Kurniadipura,
menyampaikan, pihaknya akan segera menyusun segementasi tersebut yang dalam
waktu dekat akan disosialisasikan. Dan dalam segementasi itu akan dipilah menjadi 18
golongan tarif, seperti sosial, pemerintah, rumah tangga, bisnis dan lain
sebagainya.
Sementara
Direktur PLN Batam, Dadan Kurnia mengatakan, penyesuaian tarif akibat kenaikan
dollar dari Rp.9300 menjadi Rp.12.00, mengakibatkan membengkaknya biaya
produksi dari harga jual. Dadan juga menegaskan, akan tetap dilakukan
penyesuaian. Pasalnya jika tidak dilakukan, selain pihaknya tidak bisa membeli
gas dan batu bara. Juga tidak bisa lagi berinvestasi di Batam lantaran rugi.
Hal ini sudah diatur dalam Peraturan Walikota yang menyebutkan memungkinkan
melakukan menyesuaikan tarif apa bila terjadi kenaikan tiga komponen. Seperti, komponen anergi primer,
komponen implasi dan komponen kurs Namun
ia mengakui pelayanan yang diberikan kepada pelanggan saat ini belum maksimal
dan sesuai harapan. Hal
itu karena sosialisasi yang dilakukan PLN Batam kepada pelanggan tidak
maksimal.
Sementara
menanggapi permintaan dari beberapa pihak untuk agar pembangkit listrik tenaga
diesel (PLTD) dioperasikan kembali. Menurut Direktur Operasi PLN Batam M Tagor
EB Sijabat, hal itu tidak mungkin, Karen justru akan menambah beban PLN
lantaran biaya yang dibutuhkan untuk membeli bahan bakar solar jauh lebih
tinggi dibandingkan gas dan batu bara. Saat ini saja pihaknya menggunakan 70
persen gas dan 30 persen batu bara.
Tidak ada komentar: